Selasa, 31 Maret 2009
Minggu, 29 Maret 2009
PASKAH TAHUN 2009
TAK TERASA KITA SUDAH MENGINJAK PEKAN PRAPASKAH KE-5.
DAN MINGGU DEPAN MERUPAKAN HARI RAYA MINGGU PALMA.
DIMANA KITA AKAN MEMPERINGATI TUHAN KITA YESUS KRISTUS YANG DIARAK, DIELU-ELUKAN KETIKA MEMASUKI KOTA SUCI YERUSALEM.
HENDAKNYA KITA MEMANDANG PERISTIWA INI SEBAGAI TITIK AWAL DARI KEMULIAAN YESUS KRISTUS YANG TELAH MERELAKAN NYAWANYA DEMI KESELAMATAN KITA SEMUA.....
HENDAKNYA KITA JUGA TERINGAT DENGAN SABDA YESUS YANG BERBUNYI :
"TIADA KASIH YANG LEBIH BESAR DARIPADA KASIH SEORANG YANG RELA MEMBERIKAN NYAWANYA
BAGI SAHABAT- SAHABATNYA"
JADI HENDAKNYA KITA MERENUNGKAN APA YANG TELAH DISABDAKAN TUHAN YESUS INI.
SAYA BERHARAP ANDA DAPAT MENGAMBIL SEBUAH PESAN DARI SABDA YANG SINGKAT INI.
SEBUAH SABDA YANG BISA MENGUBAH SABDA ANDA SECARA TOTAL DENGAN KATA LAIN BISA MEMBUAT HIDUP ANDA MENJADI JAUH LEBIH BAIK DARIPADA SEBELUMNYA, UNTUK MENYONGSONG KEHIDUPAN YANG KEKAL DAN ABADI DI SURGA.
BERSAMA TUHAN KITA YESUS KRISTUS...
YANG HIDUP DAN BERKUASA...
KINI DAN SEPANJANG MASA...
AMIN...
TUHAN MEMBERKATI KITA SEMUA...
Minggu, 01 Maret 2009
Sabtu, 28 Februari 2009
SANTO PELINDUNGKU
TUHAN YESUS KRISTUS
PENANGGALAN LITURGI KATOLIK ROMA
Kalender liturgi Barat
Kalender liturgi Kristiani Barat didasarkan atas siklus romawi atau Ritus Latin dari Gereja Katolik, termasuk kalender Lutheran, Anglikan, dan Protestan karena siklus tersebut sudah ada sebelum Reformasi Protestan.
Umumnya, masa-masa liturgi dalam Kekristenan Barat terdiri atas Adven, Natal, Masa Biasa (masa sesudah Epifani), Puasa atau Prapaskah, Paskah, dan Masa biasa (masa sesudah Pentakosta atau sesudah Hari Minggu Tritunggal Maha Kudus).
Adven
Dari kata Latin adventus, "kedatangan", masa pertama dalam tahun liturgi ini dimulai pada hari minggu ke-4 sebelum Natal dan berakhir pada malam Natal.
Sesungguhnya masa adven adalah masa untuk berpuasa, sebagai persiapan diri menjelang kedatangan Kristus. Meskipun sering dimaknai sebagai penantian akan kedatangan Kristus sebagai seorang bayi pada malam Natal, namun bacaan-bacaan Alkitab pada masa ini memuat tema eskatologi--penantian akan kedatangan Kristus pada akhir zaman, ketika "Serigala akan tinggal bersama domba dan macan tutul akan berbaring di samping kambing. Anak lembu dan anak singa akan makan rumput bersama-sama, dan seorang anak kecil akan menggiringnya" (Yesaya 11:6) dan ketika Allah telah "menurunkan orang-orang yang berkuasa dari takhtanya dan meninggikan orang-orang yang rendah" (Magnificat, Lukas 1:52)--khususnya pada paruh pertama masa tersebut.
Periode penantian ini kerap ditandai dengan Krans Adven, rangkaian dedaunan hijau berbentuk lingkaran dengan empat batang lilin. Meskipun maksud utama dari krans adven adalah sebagai penanda berjalannya waktu, banyak gereja memaknai tiap lilin dengan tema-tema khusus, seperti 'harapan', 'iman', 'suka-cita', dan 'kasih'.
Warna: Ungu, atau biru dalam beberapa tradisi. Pada hari Minggu ke-3 dalam masa Adven, yang juga disebut sebagai Hari Minggu Gaudete, di beberapa tempat digunakan warna merah muda.
Meskipun ritus Katolik Romawi menghapus "Gloria in Excelsis" dalam misa-misa selama masa adven (tidak seperti Misa untuk hari-hari raya), "Alleluia" tetap ada (ritus Katolik tradisional hanya ada Gradual tanpa "Alleluia", kecuali pada hari Minggu).
Natal
Masa Natal dimulai pada Malam Natal ([[24 Desember]) dan berakhir pada perayaan Epifani (6 Januari). Hari Natal sendiri jatuh pada tanggal 25 Desember.
Masa Natal dalam kalender Katolik Romawi berlanjut hingga Perayaan Pembaptisan Kristus, yang dalam kalender pra-Vatikan II ditetapkan pada tanggal 13 Januari.
Warna: Putih atau emas.
4 peristiwa utama Natal:
Kelahiran Yesus-25 Desember, Perayaan nama suci Yesus dan penghormatan kepada Maria-1 Januari, Perayaan Keluarga Kudus-Hari minggu ke-2 sesudah Natal, Perayaan Epifani-Hari Minggu ke-3 dalam masa Natal
Masa biasa ("Masa Sesudah Epifani" dan "Septuagesima")
Dalam Gereja Katoli Roma dan beberapa tradisi Protestan, Masa Biasa adalah minggu-minggu biasa yang tidak termasuk dalam suatu masa tertentu. Dalam masa ini terdapat 33 atau 34 Hari Minggu. Dalam Ritus Romawi modern, bagian pertama Masa Biasa dimulai dari hari sesudah Perayaan Pembaptisan Kristus sampai hari Selasa sebelum Hari Rabu Abu (permulaan Masa Prapaskah). Masa Biasa pertama ini memiliki 3 sampai 8 hari Minggu, tergantung tanggal Perayaan Paskah.
Istilah "Masa Biasa" menggantikan istilah "Masa Sesudah Epifani" dan "Septuagesima" (masa menjelang Prapaskah), yang masih digunakan oleh umat Katolik tradisional dan umat Katolik lain yang masih berpegang pada Misa kuno pra-Vatikan II yang dikenal sebagai Ritus Tridentina. Beberapa ritus Protestan juga menggunakan terminologi lama tersebut.
Dalam ritus Romawi yang lebih tua, masa sesudah Epifani dapat saja memiliki 1 sampai 6 hari Minggu, dengan masa Septuagesima yang lamanya 17-hari dimulai pada hari Minggu ke-9 sebelum Paskah dan berakhir pada hari Selasa sebelum hari Rabu Abu. Semua hari Minggu yang hilang sesudah Epifani dipindahkan ke masa sesudah Pentakosta dan dirayakan antara Hari minggu ke-23 dan Hari Minggu yang terakhir. Namun jika jumlah hari minggu dalam tahun tersebut tidak menutupi hari-hari Minggu pengganti tersebut, maka Hari Minggu jatuhnya bertepatan dengan Hari Minggu Septuagesima dirayakan pada hari sebelumnya (hari Sabtu); Dalam kasus tanggal Paskah jatuhnya sangat terlambat sehingga hanya ada 23 hari Minggu sesudah Pentakosta, Misa untuk hari Minggu ke-23 dirayakan pada hari sebelum hari Minggu terakhir sesudah Pentakosta.
Reformasi tahun 1962 merubah praktek tersebut dengan menghilangkan saja hari-hari minggu pengganti tersebut. Selama masa Septuagesima, diadopsi beberapa kebiasaan masa Prapaskah, termasuk penghapusan "Alleluia", dan "Gloria" pada hari-hari Minggu, vestimentumnya pun berwarna ungu.
Warna: Hijau.
Masa Prapaskah dan Masa Sengsara
Prapaskah adalah masa puasa utama dalam Gereja sebagai persiapan sebelum Paskah. Dimulai sejak hari Rabu Abu hingga berakhir pada hari Minggu Palma, di awal Pekan Suci. Masa puasa ini berlangsung selama 40 hari, terhitung mulai hari Rabu Abu sampai hari Minggu Palma. Selam empat puluh hari tersebut, madah Kemuliaan kepada Allah dan Alleluia tidak digunakan dalam Misa. "Kemuliaan dan Pujian" umumnya digunakan sebagai ganti Alleluia sedangkan Kemuliaan kepada Allah dihilangkan.
Sebelum reformasi 1970, dua pekan terakhir dari masa Prapaskah dalam Gereja Romawi dikenal sebagai Masa Sengsara. Selama masa ini Gloria Patri (Kemuliaan Kepada Bapa...) dihilangkan kecuali sesudah pendarasan Mazmur dalam ibadat harian, bacaan-bacaan mulai lebih berfokus pada Sengsara Kristus, dan, yang paling tampak adalah diselubunginya salib dan arca-arca dengan kain ungu. Hari Jumat sebelum Jumat Agung adalah hari peringatan Ke-7 Duka Bunda Maria. Jika hari peringatan St. Yusuf atau Anunsiasi jatuh dalam Pekan Suci, maka hari-hari tersebut dipindahkan ke pekan sesudah Paskah.
Warna: Ungu. Dalam beberapa tradisi, warna merah muda digunakan pada hari Minggu ke-4 dalam Masa Prapaskah, yang disebut Hari Minggu Laetare.
Trihari Suci terdiri atas:
- Kamis Putih
- peringatan Perjamuan Terakhir Kristus bersama murid-muridNya dalam ibadah atau Misa malam hari
- beberapa Gereja juga melaksanakan upacara pembasuhan kaki
- Sudah menjadi kebiasaan pada malam tersebut untuk melaksanakan ibadat Berjaga-jaga atau yang lazim dalam Gereja Katolik Indonesia disebut Tuguran, dimulai seusai Misa malam hari dan berlanjut hingga tengah malam (Kadang-kadang dilanjutkan hingga terbit fajar hari Jumat Agung, dan dilanjutkan dengan liturgi pagi hari)
- Warna: Putih
- Jumat Agung
- peringatan Kesengsaraan Yesus Kristus
- Dalam Gereja Katolik Roma, pada hari ini perayaan Misa digantikan dengan ibadat doa
- Warna: Bervariasi: Tanpa warna, Merah, atau Hitam digunakan dalam tradisi-tradisi yang berlainan (kain-kain yang berwarna disingkirkan pada hari ini, warna liturgi hanya terlihat pada vestimentum)
- Dalam Gereja Katolik Ritur Romawi dan Gereja Anglikan Tinggi, sebuah salib secara seremonial disingkapkan selubungnya (dan sebelum Vatikan II, salib-salib yang lain juga ditanggalkan selubungnya, tanpa upacara, sesudah ibadat Jumat Agung)
- Sabtu Suci
- memperingati hari di mana jenazah Kristus terbaring dalam Makam
- dalam Gereja Katolik Ritus Romawi, Misa tidak dipersembahkan pada hari ini
- Warna: Tidak ada
- Malam Paskah
- dilaksanakan sesudah matahari terbenam pada hari Sabtu Suci, atau sebelum fajar menyingsing pada hari Paskah, sebagai permulaan perayaan Kebangkitan Kristus.
lihat pula Lilin Paskah - Warna: Putih, sering digunakan bersama warna emas.
- Dalam Ritus Romawi pra-Vatikan II, selama madah "Gloria in Excelsis" dilantunkan dalam Misa tersebut, organ dan lonceng-lonceng dibunyikan setelah tidak dipergunakan selama 2 hari, serta arca-arca, yang diselubungi selama masa Sengsara, ditanggalkan selubungnya.
- dilaksanakan sesudah matahari terbenam pada hari Sabtu Suci, atau sebelum fajar menyingsing pada hari Paskah, sebagai permulaan perayaan Kebangkitan Kristus.
Paskah
- Artikel utama untuk bagian ini adalah: Paskah
Paskah adalah perayaan kebangkitan Yesus. Paskah jatuh pada tanggal yang berbeda tiap tahun, menurut sistem penanggalan berdasarkan kalender-bulan (untuk rinciannya lihat computus). Masa Paskah dimulai sejak Malam Paskah samapi Hari Minggu Pentakosta dalam kalender Katolik dan Protestan. Dalam kalender yang digunakan oleh umat Katolik tradisional, Masa Paskah berakhir pada hari ke-8 sesudah Pentakosta.
Dalam tradisi Katolik Romawi, selama 8 hari sesudah Hari Minggu Paskah, semua perayaan lain dilarang. Jika Paskah jatuh pada tanggal 25 April, litani panjang yang biasanya didoakan pada hari itu ditunda sampai hari Selasa berikutnya. Selama 50 hari Masa Paskah, Gloria dan Te Deum diucapkan tiap hari, bahkan hari-hari feria.
Hari Kamis Kenaikan,hari peringatan kembalinya Yesus ke surga setelah kebangkitanNya, adalah hari ke-40 setelah Paskah. Di beberapa temapt, perayaan ini dialihkan ke hari Minggu sesudahnya. Pentakosta adalah hari ke-50, dan hari peringatan diturunkannya Roh Kudus ke atas para rasul. Pentakosta secara umu dianggap sebagai hari jadi Gereja.
Warna: Putih atau Emas, kecuali pada hari Pentakosta. Di hari Pentakosta warna merahlah yang digunakan.
Masa Biasa ("Masa sesudah Pentakosta" dan "Masa Kerajaan")
Masa Biasa yang jatuh sesudah Masa Paskah, mulai Hari Minggu Pentakosta sampai Hari Sabtu sebelum Hari Minggu Pertama Masa Adven. Sebelum kalender liturgi Romawi direformasi pada Konsili Vatikan II, hari-hari Minggu pada masa ini disebut "Hari-hari Minggu sesudah Pentakosra" oleh umat Katolik Romawi; umat Ortodoks Timur dan beberapa umat protestan masih menggunakan istilah ini. Hari minggu pertama sesudah Pentakosta adalah Hari Minggu Tritunggal dalam dalam banyak tradisi hari Minggu terakhir dalam Masa Biasa adalah hari raya Kristus Raja.
Variasi-variasi selama masa ini mencakup:
- Dalam kalender Katolik tradisional, Hari Kristus Raja jatuh pada hari Minggu terakhir pada Bulan Oktober bukannya Hari Minggu terakhir sebelum Adven.
- Dalam tradisi katolik dan beberapa kalangan Anglikan, perayaan Corpus Christi dilaksanakan pada hari ke-11 setelah Pentakosta, namun kadangkala dialihkan ke hari Minggu sesudahnya.
- Dalam tradisi Katolik, hari Jumat dalam minggu ke-3 sesudah Pentakosta adalah hari raya Hati Kudus Yesus.
- Sebagian besar tradisi barat merayakan Hari Semua Orang Kudus pada tanggal 1 November atau pada hari Minggu sesudahnya. Warna liturgisnya adalah putih.
- Beberapa tradisi meryakan Hari St. Mikhael (Michaelmas) pada tanggal 29 September.
- Beberapa tradisi merayakan Hari St. Martinus (Martinmas) pada tanggal 11 November.
- Dalam beberapa tradisi Protestan, khususnya yang erat terkait dengan tradisi Lutheran, Hari Minggu Reformasi dirayakan pada hari Minggu sebelum tanggal 31 Oktober, memperingati peristiwa dipakukannya 95 Tesis pada pintu Gereja Kastil di Wittenberg oleh Martin Luther. Warna liturgisnya adalah Merah, perlambang Roh Kudus yang terus-menerus bekerja membaharui Gereja.
- Banyak tradisi menjadikan beberapa minggu dalam Masa Biasa sebagai masa untuk memusatkan perhatian pada kedatangan Kerajaan Allah (sehingga tahun liturgi menjadi satu siklus penuh dengan mendalami salah satu tema Adven sebelum memasuki masa Adven). Dalam Ritus Romawi, tiga hari Minggu terakhir Masa Biasa diisi tema eskatologi, meskipun hari-hari Minggu tersebut tetap dimaknai sebagai hari-hari Minggu Masa Biasa. Akan tetapi beberapa tradisi merubah maknanya dan kadang-kadang warna liturginya pula. Misalnya, Gereja Inggris menggunakan istilah "Hari-hari Minggu sebelum Adven" untuk menyebut ke-4 hari Minggu terakhir dalam Masa Biasa dan mengizinkan penggunaan vestimentum berwarna merah sebagai alternatif. Istilah "Masa Kerajaan" digunakan beberapa denominasi, di antaranya oleh Gereja Metodis Persatuan di USA dan Gereja Kristen - Sinode Santo Timotius. Dalam Gereja Lutheran - Sinode Missouri, periode ini dikenal sebagai "Periode Akhir Zaman," dan vestimentum merah dikenakan pada hari minggu pertama dan kedua.
Warna: Hijau
Maria Diangkat Ke Surga (Katolik Ritus Romawi)
Pada tanggal 15 Agustus, yakni tanggal yang sama dengan hari raya Tertidurnya Theotokos di Gereja Timur, umat Kristiani Barat merayakan peristiwa terangkatnya Maria secara badaniah ke surga. Hari raya ini boleh jadi adalah hari raya tertua dalam Gereja Kristen, yang dirayakan baik dalam Gereja Timur maupun Barat. Ajaran mengenai hari raya ini secara dogmatis ditetapkan pada tanggal 1 November 1950 oleh Paus Pius XII dalam Bula Kepausan Munificentissimus Deus.
Dalam tradisi Anglikan dan Lutheran, serta beberapa tradisi lain, tanggal 15 Agustus dirayakan sebagai hari peringatan St. Maria, Bunda Tuhan. Warna yang digunakan adalah putih.